M
enjadi suatu tradisi dalam perayaan tahun baru untuk masyarakat Tionghoa serta keturunannya. Di mana menjelang tahun baru imlek masyarakat Tionghoa senantiasa disibukkan dengan bermacam kegiatan buat menyongsong tahun baru dalam penanggalan Cina ini. Mulai dari persiapan pakaian Imlek, bersih- bersih rumah, memasang aksesoris Imlek, sampai membuat aneka kue serta santapan buat kegiatan nanti.
Tidak hanya identik dengan santapan kue keranjang serta festival barongsai, Imlek pula identik dengan konsumsi pakaian khas Cina bernama Cheongsam serta Changshan. Kedua pakaian ini tidak lepas dari perayaan imlek tiap tahunnya. Apalagi untuk warga generasi Tionghoa yang hidup di masa modern juga pakaian ini seolah masih jadi opsi bagaikan kostum dalam perayaan imlek tiap tahunnya.
Tidak heran bila pakaian Cheongsam serta Changshan jadi baju yang sangat lekat dengan perayaan tahun baru imlek. Lalu, apa sih perbandingan kedua pakaian Cina ini? Serta apa arti yang tersimpan dibalik pemakaian baju imlek Cheongsam serta Changshan?
Arti Di balik Pemakaian Pakaian Imlek Cheongsam serta Changshan
Untuk warga awam maupun buat mereka generasi Tionghoa yang lahir di masa modern semacam dikala ini. Pakaian Cheongsam serta Changshan bisa jadi masih dikira bagaikan salah satu pakaian adat tradisi yang kerap dikenakan oleh para nenek moyang mereka duhulu. Walaupun pakaian ini telah tidak asing dalam kehidupan mereka. Tetapi dibalik pemakaian kedua pakaian tersebut nyatanya tersimpan suatu arti filosofi yang sampai saat ini masih jadi persoalan untuk sebagian orang.
Apalagi bila dicermati pakaian Cheongsam serta Changshan jadi baju yang kerap digunakan oleh laki- laki serta perempuan dengan model yang berbeda. Buat Kamu yang masih bimbang dengan kedua pakaian ini. Berikut merupakan uraian menimpa pakaian Cheongsam serta Changshan:
Pakaian Cheongsam
Pakaian Cheongsam yang diketahui pula bagaikan baju Qipao merupakan pakaian khas bangsa Tionghoa yang jadi simbol hendak peran sosial kalangan wanita. Pakaian yang terbuat pada tahun 1920 ini, jadi salah satu baju yang kerap dikenakan oleh bangsa Tionghoa spesialnya kalangan perempuan yang mempunyai peran sosial yang besar.
Tadinya pakaian ini cuma dikenakan buat golongan atas saja, tetapi bersamaan pertumbuhan era. Nyatanya pakaian ini malah banyak digunakan oleh mereka yang berasal dari bermacam golongan. Apalagi yang lebih uniknya lagi, pakaian ini pula kerap digunakan buat menyongsong hari- hari besar dalam penanggalan Cina. Misalnya saja semacam perayaan tahun baru imlek.
Menjelang perayaan tahun baru imlek, pakaian Cheongsam seolah jadi buruan untuk kalangan perempuan. Dimana tidak hanya modelnya yang unik, pakaian ini pula mempunyai desain yang sangat kental dengan baju tradisional Cina. Walaupun modelnya telah banyak dibesarkan, tetapi model khas dari pakaian ini masih senantiasa dipertahankan. Tidak heran bila di tiap perayaan imlek, pakaian Cheongsam senantiasa jadi baju opsi yang hendak mereka kenakan buat menyongsong tahun baru maupun digunakan buat bersilaturahmi ke anggota keluarga yang lain.
Pakaian Changshan
Tidak hanya pakaian Cheongsam, pakaian Changshan pula jadi salah satu pakaian imlek yang sangat identik dengan perayaan tahun baru untuk masyarakat ethnis Tionghoa. Dimana Changshan meruapak pakaian khas tradisional orang Cina yang spesial digunakan oleh kalangan pria. Bila pakaian Cheongsam digunakan oleh kalangan perempuan, hingga buat pakaian ini digunakan oleh kalangan pria.
Kata Changshan yang berasal dari Piyin Changshan yang dimaksud bagaikan pakaian panjang. Membuat pakaian ini sangat identik dengan orang Cina era dahulu. Dimana tadinya pakaian ini jadi salah satu baju formal yang banyak digunakan oleh kalangan pria buat mendatangi sebagian kegiatan. Apalagi pemakaian pakaian ini pula membuktikan kasta seorang. Yang mana pakaian Changshan jadi salah satu baju yang digunakan oleh golongan kelas atas.
Di abad ke- 17 sampai abad ke- 20, pakaian Changshan jadi baju harus yang wajib dikenakan oleh kalangan pria. Dimana untuk tiap pria yang tidak mengenakana pakaian ini hingga mereka hendak dikenakan sanksi hukuman. Tetapi bersamaan pertumbuhan era, peraturan tersebut mulai dihilangkan bertepatan runtuhnya dinasti Qing pada masa itu.
Dikala ini pakaian Changshan sudah banyak dimodifikasi dengan bermacam model baju ala era saat ini. Tetapi walaupun telah mempunyai model yang bermacam- macam, model khas dari baju ini masih senantiasa dipertahankan. Sehingga modelnya masih nampak seperti pakaian tradisional khas Cina. Apalagi dikala ini pakaian imlek anak pula telah banyak yang memakai model dari pakaian Changshan ini.
Walaupun kedua pakaian Cheongsam serta Changshan telah jadi pakaian yang dapat dikenakan di bermacam kegiatan serta telah tidak memahami golongan mana yang dapat menggunakan pakaian ini. Tetapi terdapat yang unik dari pakaian ini, ialah keduanya memakai corak yang sama ialah corak merah menyala. Nyatanya pemakaian corak merah pada 2 baju khas Cina ini tidaklah tanpa alibi. Dimana corak merah mempunyai arti yang lumayan besar untuk para ethnis Tionghoa serta keturunananya
Arti Dibalik Corak Merah Pada Pakaian Cheongsam serta Changshan
Tidak hanya model bajunya yang khas, corak merah seolah mendominasi dari baju imlek yang satu ini. Corak merah digunakan tidaklah tanpa alibi. Dimana filosofi dari corak merah mempunyai makna yang luar biasa untuk bangsa Tionghoa. Apalagi corak merah jadi corak andalan yang sangat lekat dengan perayaan imlek tiap tahunnya. Bukan cuma pakaian, melainkan bermacam ornamen imlek yang lain juga seolah terbuat dengan memakai corak merah yang dipadu dengan corak keemasan
Untuk masyarakat Tionghoa corak merah mempunyai filosofi yang lumayan besar untuk kehidupan mereka. Dimana merah dimaksud bagaikan corak natural yang tiba menyamai wujud api. Tidak hanya itu corak merah pula jadi simbol hendak kemakmuran serta kebahagiaan dalam hidup mereka. Dimana pemakaian corak merah diyakini bisa membagikan pengaruh posistif buat kehidupan mereka yang lebih baik lagi.
Apalagi tadinya corak merah pula mempunyai metologi untuk masyarakat Tionghoa era dahulu. Dimana tadinya terdapat seekor hewan buas bernama Nian. Hewan tersebut mempunyai kerutinan buat memangsa seluruh apa yang terdapat di desa tersebut, baik itu berbentuk hewan ternak, kanak- kanak kecil, sampai orang berusia sekali juga.
Pada sesuatu hari tanpa terencana terdapat seseorang penduduk asli Tionghoa yang mengenali bila hewan Nian berlari ketakutan. Sehabis diselidiki, nyatanya hewan tersebut berjumpa dengan seseorang anak yang menggunakan baju bercorak merah. Sehabis ditelisik lebih lanjut, nyatanya hewan Nian tersebut khawatir terhadap corak merah. Sampai penduduk dekat juga memakai corak merah bagaikan perlengkapan buat menakut- nakuti hewan Nian supaya tidak kembali memangsa apa yang terdapat di desa tersebut.
Sampai saat ini corak merah banyak digunakan bagaikan aksesoris khas imlek sebab mempunyai filosofi serta motologi yang lumayan dipercayai sampai dikala ini. Tidak sedikit, menjelang perayaan imlek semacam dikala ini corak merah serta emas diburu buat membuat cantik rumah- rumah, bangunan, halaman, sampai bermacam tempat perbelanjaan yang terdapat di kota- kota besar. Seperti itu arti dibalik pemakaian pakaian imlek Cheongsam serta Changshan yang identik dengan corak merah menyalanya
Artikel by https://wolipop.detik.com/fashion-news/d-4443106/baju-tradisional-cheongsam--changshan-serta-makna-di-balik-pemakaiannya